Komisi dan Uang Muka

Komisi dan Uang Muka


Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu dalam sehari. Mengapa Anda berpikir Anda bisa melakukannya?

Pengalaman sering kali menunjukkan bahwa keberhasilan diperoteh dari sikap, bukan kemampuan.
Ada yang mengetuk pintu. Robert berteriak, "Masuk!" Kantor J- A. ini tidak bersifat formal. Seorang anak muda yang energik masuk. Celana panjang baggy menggantung di bawah pinggangnya yang ceking. Wajahnya serius, bertolak belakang dengan pakaiannya yang segar dan modem. P. Diddy pasti menyukai selera berpakaiannya. Pemuda ini bernama John. Ia datang bersama Kathy, pacarnya dan, seperti yang saya ketahui belakangan, pendukung setianya.

John duduk. Pada awalnya saya kesulitan metnintanya bicata. Dan ketika pada akhirnya mau buka mulut, ia mengucapkan kata-kata yang sudah saya duga: Saya ingin mendapat kesepakatan rekaman. Saya mengubah topik pembicaraan secepatnya, seperti yang selalu saya lakukan, dan mencoba mencari tahu siapa John "sebenarnya" di balik topengnya itu. Hal ini akan membantu saya memutuskan apakah saya ingin bekerja sama dengannya dan, yang lebih penting lagi, apakah saya dapat membantunya. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada membuang-buang waktu untuk mencoba membantu sese-orang sementara Anda tidak memiliki alat bantu yang tepat. Kalau demikian keadaannya, pada akhirnya pertengkaran akan terjadi dan semua pihak akan merasa menjadi pecundang. Saya ingin bekerja sama dengan orang yang dapat meraih keberhasilan dan yang pada akhirnya akan berterima kasih kepada saya karena keberhasilan yang diraihnya itu. Pada kenyataannya, sebagian besar manajer hanya mengejar komisi. Lebih baik para artis menghindari manajer yang seperti ini.

Namun, hal ini memerlukan kepandaian berbisnis dengan bekal kepandaian berbisnis, seseorang bisa menjadi rapper berkarier panjang, bukan hanya seseorang tanpa karier. Jadi, sebanyak apa kepandaian yang dimiliki John pada usia delapan belas tahun ? Saya lihat ia punya penampilan yang populer, wajah ganteng, serta tubuh yang tinggi dan ceking. Ia membawa serta sebuah kaset video rumahan yang diedit dengan buruk dan sebuah CD berisi empat lagu rap ciptaannya sendiri. CD ini diproduksi Rafael, sepupu John yang mempunyai studio digital di rumahnya. Setelah mendengarkan CD-nya, saya tahu John memang berbakat. Dari videonya, saya hanya bisa menyimpulkan bahwa ia bisa bergerak selain itu, tidak ada nilai lebih apa pun. Bagaimanapun, saya senang ia membawa serta video dan CD tersebut. Sekarang, setelah saya yakin bahwa John— yang manggung dengan nama Phat J—mempunyai bakat, saya harus mencari tahu apa sasaran dan prioritas hidupnya di luar musik. Bagai¬mana ia akan menangani profesi yang menghabiskan banyak waktu namun hanya mendatangkan sedikit keuntungan ini? Bagaimana sikapnya? Apakah ia orang yang bertanggung jawab? Bagaimana dengan keluarga, anak-anak, kerabat, penjara, narkoba, alkohol, geng, bantuan keuangan, hobi, pendidikan, pekerjaan, dsb.? Saya tidak pernah men¬dapat kesulitan menanyakan hal-hal ini. Orang-orang sadar bahwa saya tertarik kepada mereka dan saya sama sekali tidak punya maksud untuk menyalahgunakan informasi tersebut. Phat J juga demikian. Saya mengimbangi egonya dengan menunjukkan minat yang tulus.

Kathy, yang tidak diundang secara resmi dalam pertemuan ini, ikut menyumbangkan beberapa cerita tentang kehebatan John dan bagaimana ia akan menjadi bintang besar seperti Tupac. Tampaknya ia ingin ikut berdiskusi secara aktif. Pada saat seperti ini, komentar-komentamya mungkin berguna untuk mengungkap beberapa kebenaran yang tersembunyi.
Saya bertanya apakah ia punya perjanjian dengan Rafael, misalnya mengangkatnya menjadi produser, teknisi, atau rekan penulis lagu.

John berkata tidak.
"Bisa dibilang kamu tidak mengeluarkan biaya apa pun untuk memproduksi CD itu, sebab kamu menggunakan studio milik sepupu-mu. Kalau begitu, apa yang diharapkan Rafael dari kariermu?"
"Kami belum membicarakan hal itu."
"Itu akan menjadi salah satu hal yang akan saya selesaikan terlebih dulu. Saya ahli membuat perjanjian antarteman yang bisa memuaskan kedua belah pihak. Dengan kata lain, tidak akan timbul permusuhan di antara kalian. Kebanyakan manajer tidak bisa menyusun perjanjian seperti ini. Mereka akan memintamu menemui pengacara."
"Teman saya menyusun sendiri kontrak antara dirinya dan band yang dikelolanya."
"Apakah kontrak itu diperiksa pengacara?"
'Tidak. Kedua belah pihak saling percaya."
"Kontrak seperti ini bisa melahirkan malapetaka. Jika kita berdua sepakat membuat perjanjian, saya akan memintamu menemui penga¬cara untuk memeriksa perjanjian tersebut. Tanpa bantuan pengacara, dengan mudah saya bisa membohongimu."
'Teman saya tidak akan pernah membohongi band yang dikelola¬nya."

"Pertama, band itu bisa dengan mudah dibohongi, kecuali teman-mu benar-benar terlatih membuat kontrak yang bagus. Kamu membu-tuhkan seseorang yang menguasai semua topik yang perlu dimasukkan dan dinegosiasikan ke dalam kontrak. Kedua, bagaimana anggota band bisa tahu mereka tidak ditipu, kalau mereka tidak terlatih membaca kontrak? Jika kita berdua akan bekerja sama, saya akan memintamu belajar melindungi diri sendiri dalam bisnis ini, antara lain dengan membahas kontrak bersama-sama dan mendiskusikan kesepakatan bisnis secara mendetail."

Seni Negosiasi


Seni negosiasi merupakan topik puluhan buku laris. Sebelum menegosiasikan kesepakatan bahkan sebelum melakukan diskusi informal tentang ketentuan-ketentuan dasar kontrak Anda harus mengatur apa yang Anda perlukan dengan hati-hati. Bagi-lah kebutuhan dan keinginan artis ke dalam empat kategori: Yang mendasar, berbagai pilihan, yang dapat dikesampingkan, dan yang dapat diberikan. (Topik-topik ini akan dibicarakan secara lebih mendetail pada bagian-bagian lain dalam buku ini.)

Yang Mendasar
  • Noma Hukum. Kontak harus dibuat antara orang-orang yang secara hukum diizinkan membuat perjanjian. Biasanya yang dimaksud di sini adalah sang artis dan orang yang bersang-kutan dengan kesepakatan itu.
  • Kompensasi. Uang. Persentase. Tunjangan.
  • Tanggal mulai dan tanggal berakhirnya suatu perjanjian.
  • Tanggung jawab.
  • Klausul tentang hal-hal yang dapat membatalkan suatu perjanjian.
  • Jaminan dan perwakilan.
  • Kontrol dan kepemilikan. Siapa yang berhak atas pertunjukan, kaset video, produk, dsb.?
  • Arbitrase.
  • Akuntansi/metode pembayaran.
  • Pengecekan dan pengendalian. (Apakah Anda harus mengecek pekerjaan mereka dan begitu pula sebaliknya?)
Berbagai Pilihan (Hal-hal yang pantas diperjuangkan)
  • Hal-hal yang berkaitan dengan ego. Ruang ganti, kosrum, mo bil, hotel, penagihan, dsb.
  • "Jika...." Jika langitruntuh,... Jika keluargasang artis datang,... Jika panggung tidak cukup kuat,.... Jika ada yang sakit,..., dsb.

Postingan populer dari blog ini

Sikap sarjana profesional, Potensi diri serta menentukan tujuan hidup, Berpikir positif

Tak Ada yang Tak Mungkin Jika Anda Percaya Maka Ada Jalan Untuk Menempuhnya

Modal Utama Untuk Meraih Kesuksesan Dalam Menggapai Impian