Enam Peraturan Manajemen

Enam Peraturan Manajemen


Simpan semua perlengkapan di dalam ingatan Anda. Cepat atau lambat Anda akan memerlukannya.
Keberatan untuk berbicara harus diimbangi dengan kebijaksanaan untuk mendengarkan.

Robert O bisa menyaksikan pertemuan saya dengan Max karena ialah yang melakukan sebagian besar urusan bisnis saya dan karena ia pekerja magang yang berada di kantor saya untuk belajar. Saya bertemu dengannya lima bulan lalu di sebuah universitas. Ia mahasiswa tingkat sarjana bidang manajemen hiburan. Dengan penuh semangat ia mulai bekerja menyumbangkan jasa-jasanya.

Sebagai gantinya, ia mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung. Bagai-manapun, karena ia mengerjakan tugasnya dengan sangat baik, dua bulan terakhir ini ia menerima gaji sekadarnya. Ia akan diwisuda empat bulan lagi dan tidak tertarik untuk terus bekerja dengan saya (ia harus mencari penghidupan yang sungguhan). Kami telah mendiskusikannya. Menurut saya, bekerja magang untuk beberapa manajer dengan gaya yang beragam merupakan latihan kerja yang sangat baik. Saya menyodorkan beberapa kemungkinan kepadanya dan ia secara mandiri telah mampu membangun sejumlah hubungan baik.

Robert O adalah orang yang ambisius, cakap, menyenangkan, dan ia menyelesaikan setiap tugas sesuai bahkan sebelum batas waktu... singkat kata, kualifikasinya di atas rata-rata. Ketika mewawan-carai asisten, saya selalu mencari orang-orang dengan kualifikasi di atas rata-rata, sebab 
1) mereka sering kali kesulitan mendapat pekerjaan (mereka membuat para calon bos terintimidasi); 
2) mereka bekerja dengan baik; dan 
3) mereka bertindak cepat. Robert O sangat bertolak belakang dengan Ned, pemuda yang magang sebelumnya. Asisten terbaik yang pernah saya miliki adalah Gloria. Perbedaannya, Gloria mendapat gaji. Dan setelah tiga tahun, saya sadar saya tidak mampu membayarnya dengan jumlah gaji yang pantas diterimanya. Dalam bisnis ini, perubahan merupakan sesuatu yang baik dan diperlukan untuk pertumbuhan, pengalaman, dan kewarasan. Bahkan agen-agen besar pun sering kali bersikap fleksibel dalam hal perekrutan karyawan.

Biasanya saya mendapat suatu pelajaran dari setiap orang yang bekerja dengan saya. Gloria mengajari saya untuk mempekerjakan orang dengan kualifikasi di atas rata-rata. Ia hanya menanyakan hal-hal yang perlu dan tidak membuat asumsi apa pun walaupun sangat cerdas. Ia tertawa dan mengeluh, namun ia memerhatikan semua hal kecil yang penting ejaan, batas waktu, etiket bertelepon, organisasi, pengarsipan, penjadwalan, tetap berkepala dingin saat krisis, uang, dan...para klien. Saya tidak menyimpan rahasia apa pun dari asisten-asisten saya. Saya mengharapkan kemampuan mereka untuk menjaga rahasia seutuhnya, dan meminta mereka menandatangani pernyataan sehubungan dengan hal itu untuk melindungi diri saya sendiri dan, yang lebih penting, para klien.

Banyak manajer tidak sependapat, menganggap menyimpan ilmu menjamin kekuatan. Saya percaya staf Anda akan bekerja lebih baik jika mereka tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Keterbukaan menunjukkan bahwa Anda memercayai mereka dan biasanya mereka akan mengembalikan kepercayaan yang Anda berikan sebanyak sepuluh kali lipat.

Robert menerima lima pesan telepon selama saya menemui Max X. Menurut peraturan, saya harus balas menelepon semua telepon yang masuk dalam jangka waktu tujuh puluh dua jam. Saya beranggapan tidak balas menelepon seseorang walaupun Anda sama sekali tidak menyukainya merupakan tindakan yang tidak sopan, meskipun Robert jelas mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas nama saya. Dalam bisnis, Anda akan bertemu dengan banyak orang yang tidak sopan, yang harus ditelepon berkali-kali sampai akhirnya memberi tanggapan. Saya mengajari para asisten saya untuk mempraktikkan etika bisnis yang baik.

Ketika saya bekerja magang di bawah General Manager Robert Kamlot pada organisasi teater nirlaba terbesar di Amerika Serikat (pada saat itu), setiap asistennya diminta menghafal Enam Peraturan Manajemennya. Sampai saat ini, sebisa mungkin saya meneruskannya kepada para manajer muda.

Enam Peraturan Manajemen Kamlot

  1. Jangan membuat asumsi tentang apa pun.
  2. Jangan memberi informasi secara gratis.
  3. Ketika ragu-ragu, jangan lakukan apa pun. Kadang-kadang tidak mengambil tindakan apa pun sudah merupakan suatu tindakan.
  4. Jangan bermain api di lingkungan bisnis.
  5. Jangan berbicara kepada pers.
  6. Diplomasi setidaknya soma pentingnya dengan bertindak benar.
Saya biasa datang ke kantor dan pada saat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, General Manager akan melancarkan latihan "melempar pertanyaan dan menunggu jawaban", serupa dengan yang dilakukan dalam acara keagamaan. Ia berteriak, "Peraturan Nomor 4!" dan mengharapkan semua karyawannya menanggapinya dengan menyebutkan peraturan yang tepat. Ini merupakan pendidikan yang efektif dan dapat diterapkan hampir untuk semua krisis yang saya alami.

Mari kita membicarakan Ned, yang sama sekali tidak memahami peraturan-peraturan ini. Ia penuh semangat, sangat cerdas, dan sangat dimanja. Orangtuanya berusaha keras agar ia selalu mendapatkan segalanya; oleh karena itu, bekerja magang tanpa bayaran bukan ma-salah baginya. Sekali bertemu, saya langsung menyukainya. Ia benar-benar orang yang memesona. Namun, ia tidak mengenai krisis dan batas waktu, walaupun berkeras dapat mengatasi keduanya. Ketika diminta mengarsip kontrak-kontrak baru, ia malah menghabiskan waktu sehari penuh untuk mengatur ulang arsip-arsip pribadi saya; ia pikir saya akan menghargai inisiatifnya tersebut. Ia membuat asumsi yang salah

Peraturan #1. Padahal, ia bisa langsung bertanya kepada saya. Ketika menghadapi negosiasi kontrak, membuat asumsi seperti itu bisa melahirkan hal yang membahayakan. Ned menanyakan banyak hal tentang kontrak. Namun, suatu hati saya mendengarnya memberi tahu besar bayaran yang diterima salah satu klien saya untuk satu pertunjukan kepada ibunya via telepon. Infor-masi ini tidak akan membawa keuntungan untuk klien saya, saya sendiri, maupun sang ibu. Dan dalam sedetik tindakan itu dapat menghancurkan kepercayaan klien. Ned telah melanggar

Peraturan #2. Suatu hari, ketika saya berada di gimnasium, Ned menerima telepon mendesak dari seorang promotor yang berkata ia harus memesan tiket pesawat untuk sang artis dalam waktu satu jam. Kalau tidak, reservasi tiket itu akan diberikan kepada orang lain. Ned tidak bisa menghubungi saya via ponsel, jadi ia langsung menyetujui keinginan promotor tersebut. Ned sama sekali tidak tahu bahwa sang artis baru saja menelepon saya secara pribadi untuk memberi tahu bahwa ia akan pergi dari negara bagian lain.

Peraturan #3 juga dilanggar. Keja-dian seperti inilah yang membuat saya berkeras memilih tiket yang dapat diuangkan kembali untuk semua klien saya.

Peraturan #4 merupakan peraturan yang paling berbahaya. Ned berkencan dengan salah seorang klien saya, tanpa sepengetahuan saya. Namun hubungan ini tidak langgeng. Ned tidak bisa menerima penolakan itu dengan lapang dada. Akibatnya, klien saya merasa sungkan menelepon ataupun bertemu dengan saya, sebab ia tahu Ned juga berada di kantor saya. Klien saya tidak datang ke acara wawancara dengan pers, sebab saya menugaskan Ned untuk menema-ninya. Peraturan #4 dilanggar. Padahal ini hanya menyangkut masalah berkencan. Kalau berani bermain api, Anda dan perusahaan Anda bisa terbakar. Akibat dari hubungan percintaan adalah munculnya ketidakpercayaan dan komplikasi besar. 

"Mengapa manajer Max mengambil komisi 20 persen dan Anda hanya mengambil 10 persen? Apa karena sang manajer juga bertindak sebagai agen?"

Saya menjawab, "Mungkin. Bagaimanapun, untuk menjadi agen ia harus punya izin. Ini merupakan peraturan di New York dan California. Hanya di dua negara bagian itu ada undang-undang mengenai hiburan yang penting. Setiap orang bisa menjadi manajer; tidak ada undang-undang, batasan, standar, maupun pendidikan khusus untuk bidang ini. Sayang sekali, bukan?"
"Jadi, agen yang mendapat izin bisa menjadi manajer, namun manajer tidak bisa dengan mudah menjadi agen."

'Tepat. Contohnya adalah kasus yang terjadi tahun 1982. Seorang manajer bernama Bob Raison menyombongkan diri bahwa ia mem-bantu klien lamanya, Jane Wyman, mendapatkan peran tetap dalam serial televisi CBS Falcon Crest. Setelah membuat pernyataan itu, ia diborgol, ditangkap, dan diancam hukuman satu tahun penjara serta denda sebesar U$ 10.000. Bob telah melanggar undang-undang karena mencarikan pekerjaan bagi kliennya tanpa menjadi agen yang mem-punyai izin. la tidak dihukum penjara karena pernah mempunyai izin menjadi agen dan ia bersedia memperbarui izinnya yang sudah kedaluwarsa. The Conference of Personal Managers mengangkat perkara ini dan sejak saat itu badan ini memperjuangkan hak-hak manajer."

"Apa sebenarnya perbedaan agen dan manajer?" "Agen mencarikan pekerjaan. Manajer memberi saran dan konsultasi tentang semua aspek karier."
"Lalu, bagaimana cara menjadi promotor?"
"Kamu harus punya atau bisa mengumpulkan cukup uang untuk membuat konser."
"Bagaimana dengan produser?"
"Ada bermacam-macam produser. Produser konser disebut promo.

Postingan populer dari blog ini

Sikap sarjana profesional, Potensi diri serta menentukan tujuan hidup, Berpikir positif

Tak Ada yang Tak Mungkin Jika Anda Percaya Maka Ada Jalan Untuk Menempuhnya

Modal Utama Untuk Meraih Kesuksesan Dalam Menggapai Impian